Rd. Arry Wibawa; " />
Record Detail Back

XML

SEKOLAH TINGGI ARSITEKTUR


Dunia pendidikan arsitektur di Indonesia masih belum dapat disandingkan dengan perguruan-perguruan tinggi di luar negeri yang memiliki embel-embel world class university seperti Harvard, MIT, Standfort, Cambridge dan lain-lain. Menurutpendapat Dian Kusumaningtyas (2009) beliau adalah arsitek principal di SMEC internasional yang mendalami mengenai perancangan bangunan edukasi, perbedaan antara universitas Indonesia dan universitas luar Indonesia lainnya terletak pada kurikulum, fasilitas, organisasi dan aktifitas mahasiswa atau pun tenaga pengajarnya. Hal pertama yang digaris bawahi dari perbedaan tersebut adalah fasilitas, laboratorium yang dimiliki oleh bangunan edukasi arsitektur di Indonesia masih di bawah universitas di luar negeri, universitas luar negeri setidaknya mereka memiliki 12 jenis laboratorium dengan peralatan lengkapnya. Selanjutnya adalah kurikulum, sarjana muda arsitektur di Indonesia setidaknya harus menjalani kredit mata kuliah setidaknya berkisar antar 144 sks sampai 160 sks, namun Dian Kusumaningtyas (2009) membandingkan kredit kuliah tersebut dengan 2 perguruan tinggi besar di Indonesia dan menghasilkan berbagai pertanyaan diantaranya adalah untuk apa mata kuliah pancasila atau sejenisnya muncul sebagai mata kuliah padahal kita sudah mendapatkannya sejak SD hingga SMA, meskipun nilai kreditnya kecil tetapi kredit ini dapat dipakai untuk mata
kuliah lainnya yang lebih menunjang profesi.


Rd. Arry Wibawa - Personal Name
720 WIB s
700
Text
Indonesia
Universitas Langlangbuana
2016
Bandung
LOADING LIST...
LOADING LIST...
APA Citation
Rd. Arry Wibawa. (2016).SEKOLAH TINGGI ARSITEKTUR.(Electronic Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/etd